Minggu, 07 Agustus 2011

Arti Sebuah Kesetiaan

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakatuh

Kisah ini saya temui saat aplikasi Keperawatan medical bedah di sebuah bangsal RSCM pada tahun 2010, bermula saat saya melakukan pengkajian pada pasien Ny. Y dengan suspect Cancer nasopharing akibat metastase cancer di medulla spinalis, Ada sebuah kisah menarik dari pejalanan hidup sepasang suami istri yang telah dalam mengarungi hidup ini bersama istrinya, Usia tn. X (suami Ny. Y ) sudah tidak terbilang muda lagi, 52 tahun., tapi Pak X masih bersemangat dan dengan penuh merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 21 tahun. Dikaruniai 3 orang anak.

Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya mengandung anak yang ke 3. tiba-tiba kakinya terasa lemah dan dirasakan semakin berat . Hal itu terjadi selama masa kehamilan sampai melahirkan anak yang ke 3, hari-hari Ny. Y di habiskan berbaring di tempat tidur. Menginjak usia anak ke 3 berusia 5 tahun seluruh kaki Ny Y menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang. Dokter menyatakan ada keganasan di syaraf tulang belakangnya. Kondisi itu yang membuat Ny Y lumpuh kedua kakinya. Berbagai upaya pengobatan medis maupun tradisional telah ditempuh, dari rumah sakit 1 ke rumah sakit yang lain juga pernah dikunjungi untuk mendapatkan kesembuhan buat Ny.Y. Sebelum Ny. Y di rawat di RSCM, Setiap hari sebelum berangkat kerja Tn. X yang sebagai petugas security di daerah bekasi, dengan sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di ruang keluarga agar istrinya tidak merasa kesepian.Tempat kerja Tn X dengan tempat tinggalnya sangat jauh, dengan waktu tempuh perjalanan 2-3 jam, apalagi diperparah dengan kemacetan di wilayah jabodetabek. Tetapi Tn X selalu menyempatkan diri untuk pulang, walau hanya sekedar untuk menyuapi istrinya makan siang.

Rutinitas itu tetap dilakukan Tn X, saat ny. Y sudah dirawat di RSCM, menjelang sore hari jadwalnya Tn.X memandikan istrinya, mengganti pakaian (karena permintaan dari Tn X bahwa dia ingin dirinya sendiri yang memandikan istrinya, saat dirinya ada didekat istrinya) dan selepas maghrib dia temani istrinya dengan menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya. Rutinitas ini dilakukan Pak X dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 3 buah hati mereka.

Pada suatu hari, saat kedua anaknya berkumpul di RSCM menjenguk. Anaknya yang sulung usia 20 tahun dan yang nomor dua berusia 15 tahun. Saat itu saya sempat menemui dan berbincang banyak dengan keluarga tersebut. Menurut penuturan anak sulung Pak X, ayahnya memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu agar semua anaknya dapat berhasil, konsentrasi dengan sekolah dan pekerjaannya. Anaknya tidak pernah sekalipun mendengar keluhan dari bapaknya saat merawat ibunya, bahkan bapaknya tidak mengijinkan anak-anaknya berhenti atau ijin tidak sekolah ketika merawat ibunya (saya lihat air mata si sulung berlinang). Yang membuat hatiku bergetar saat itu ketika Ny. Y yang mengatakan bahwa dirinya ikhlas dan mengijinka suaminya menikah lagi, akan tetapi suaminya menolak dengan perkataan yang sangat santun

“Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin
bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya istriku di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan anak-anaku…. Istri dan anak-anakku yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun”

*sejenak kerongkongaku tersekat*….subhanallah…maha suci Allah yang telah menciptakan mahluknya yang hatinya semulia Tn.X

Saat itu saya beranikan diri untuk bertanya kepada Tn X “kenapa Tn X mampu bertahan merawat Istri bapak ? Tn X menjawab dengan sederhana akan tetapi sangat dalam maknanya menurut saya “ SAYA MENIKAHI ISTRI SAYA DENGAN JANJI UNTUK SETIA DIHADAPAN ALLAH. CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA PERTANGGUNGJAWABKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH “
Tn X pun menambahkan jawabannya “ sewaktu istri saya sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan jiwa dan raganya, dan dia memberi saya 3 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit….

Subhanallah….Allahuakbar…..
Rabbana…Engkau Maha pemberi kasih dan Sayang, engkau ciptakan mahlukMu lengkap dengan penuh kasih dan kelembutan hati untuk mencintai pasanganya dengan penuh kesabaran,keikhlasan dan ketawakalan…
Rabbana…Limpahkan rahmat dan barokhah..untuk keluarga Tn X tersebut, lapangkanlah hatinya, semoga keikhlasan dan kesabarn Ny.Y dengan penyakitnya dapat mengugurkan dosa-dosa. Syafakillah..
Ya Rabbana Sembuhkanlah Ny. Y, karena hanya Engkaulah sang maha penyembuh, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, jika atas ijin dan kehendakMu. Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar