Minggu, 22 Februari 2015

SEPATU KHUSUS DIABETISI






KAKI DIABETIK








KASUS KOMPREHENSIF II



FOCUS GROUP DISCUSION


1.ASKEP KOMPREHENSIF  PASIEN DENGAN DM TIPE 2 DENGAN AMPUTASI KAKI DAN DEBRIDEMENT
 
Kasus : Ny. K (60 tahun)  datang ke RS dengan keluhan terdapat luka di tumit kanan dan pergelangan kaki kanan sejak 2 mg SMRS,  luka dirasakan semakin besar, bernanah dan berbau. Pasien mempunyai kebiasaan tidak menggunakan alas kaki, saat pasien bekerja dikebun,pasien menyadari adanya luka pada saat mandi, didapatkan kodisi luka sudah bengkak dan bernanah. Pasien juga mengalami, mual, muntah dan nafsu makan menurun  sejak 1 bulan SMRS, BB dirasakan semakin turun (BB: 40 kg, TB : 160 cm). Pasien menyatakan mengidap kencing manis sejak 15 tahun SMRS, dengan pengobatan dan kontrol yang tidak teratur. 3 hari setelah masuk RS, Ny.K menjalani Operasi amputasi kaki  kiri. Keluhan yang di rasakan sekarang : nyeri berdenyut pada luka operasi, kondisi luka masih tampak basah, mengeluarkan seroma, jaringan belum menyatu. Klien tampak sering murung, sering menyendiri, menolak komunikasi dengan orang lain sering menutupi kakinya dengan selimut. Hasil laboratorium menunjukkan : GDS 222 mg/dL; A1c 7,1%. Terapi medis : ceftriaxone 2 gr/ 24 jam, Metronidazole 500 mg/ 8 jam, Metformin 250mg/8 jam, actrapid 3 x 4 IU.



2. ASKEP KOMPREHENSIF PADA PASIEN DENGAN CRF & HIPERTENSI 


Kasus :
Tn. B (56 tahun ) 1 bulan SMRS  mengeluh sesak nafas, perut membesar dan kaki bengkak, sesak berkurang jika tidur dengan 3 bantal.  Klien menyatakan  mengidap hipertensi sejak 10 tahun yang lalu tanpa kontrol teratur. Klien tidak mengetahui persis kapan kakinya mulai bengkak. Dua bulan SMRS klien juga mengeluh dengan penyakit serupa, oleh dokter dianjurkan cuci darah, dikarenakan keterbatasan biaya, klien tidak menjalani cuci darah. Hasil pemeriksaan fisik : conjungtiva  anemis, Capillary Refill Time (CRT) > 3 detik, edema +2 pada kedua tungkai, abdomen membuncit, lingkar abdomen : 96,4 cm. Urine output ± 50 cc/hari. VS : TD : 170/90 mmHg, N : 100x/mnt, RR : 32x/mnt. Hasil Laboratorium : Hb : 8,7 gr/dl, Ureum : 86 mg/dl, Kreatinin: 7,5 md/dl.
 

Sehat Walau Dengan Diabetes Melitus

Bagaimana menghindari atau mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes yang Anda alami? Bagaimana menjalani diabetes dengan tetap sehat sepanjang hari? tentu Anda membutuhkan beberapa tips atau cara agar diabetes Anda tetap terkontrol. Artikel kesehatan ini menyajikan 12 cara mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes:
  1. Atur jumlah karbohidrat dengan hati-hatiTerkena Diabetes bukan berarti Anda harus menghindari makan karbohidrat sama sekali. Karbohidrat memberikan energi bagi tubuh entah itu dari biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, sayuran segar dan buah-buahan. Dan Anda juga dapat makan buah meskipun itu rasanya manis. Ini tentang pola makan yang benar dengan pengaturan jumlah karbohidrat setiap kali makan. Seorang ahli diet tentu saja dapat membantu Anda dalam mengatur dan mempelajari seberapa banyak kalori dan nutrisi yang tepat bagi Anda.
  2. Turunkan berat badan jika memang diperlukanMenurunkan berat badan dengan perlahan dan mulai dari yang terkecil sekitar 4 – 6 kg dapat mengurangi risiko komplikasi dari diabetes. Hal ini sangat membantu menurunkan gula darah dan tekanan darah. Tentunya Anda juga akan memiliki lebih banyak energi. Tujuannya untuk membakar lebih banyak kalori yang Anda makan. Untuk memulai, cobalah mengurangi makanan dengan kadar lemak yang tinggi seperti keripik atau kentang goreng.
  3. Cukup TidurTidur yang sangat sedikit dapat meningkatkan kadar glukosa darah Anda dan mendorong Anda untuk makan makanan dengan karbohidrat tinggi. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, meningkatkan risiko komplikasi seperti penyakit jantung dan ginjal. Jadi cobalah untuk tidur yang cukup sekitar tujuh atau delapan jam setiap malam. Jika Anda memiliki kesulitan untuk tidur, cobalah atasi dan konsultasi dengan ahlinya. Memperbaiki pola tidur Anda dapat menurunkan kadar gula darah Anda.
  4. Aktif berolahragaPilihlah jenis kegiatan yang Anda sukai – berjalan, menari, bersepeda, atau hanya berjalan di tempat saat Anda sedang di telepon misalnya. Lakukan setengah jam sehari; bahkan saat bekerja jika Anda perlu. Latihan dapat membantu Anda menurunkan risiko penyakit jantung, kolesterol, tekanan darah, dan menjaga berat badan. Olahraga juga dapat mengurangi stres dan tentu saja dapat membantu Anda mengurangi konsumsi obat diabetes.
  5. Pantau Gula darah Anda setiap hariMemantau dengan benar-benar mengecek kadar glukosa darah anda, dapat membantu Anda menghindari komplikasi diabetes, seperti nyeri saraf, dan mencegahnya semakin bertambah buruk. Monitor kadar gula darah anada juga dapat membantu Anda melihat bagaimana makanan dan aktivitas dapat berpengaruh bagi kesehatan Anda. Dokter Anda dapat membantu Anda menetapkan target tingkat glukosa darah. Semakin dekat Anda dengan target, Anda tentu akan merasa semakin baik.
  6. Manajemen StressBila Anda memiliki penyakit diabetes, stres dapat menyebabkan kadar glukosa darah Anda naik. Singkirkan sebisa mungkin apa pun yang menekankan fisik atau mental Anda. Teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, yoga, dan meditasi dapat sangat efektif jika Anda memiliki diabetes tipe 2.
  7. Katakan tidak untuk GaramMengurangi garam dalam diet/makanan Anda. Ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal. Tidak ada rasa asin dalam makanan di piring Anda mungkin anda tidak merasa puas. Asal tahu saja, sebagian besar garam seperti dalam makanan Amerika berasal dari makanan olahan. Hindari makanan buatan dan makan makanan dari bahan-bahan segar sebisa mungkin. Gunakan bumbu dan rempah-rempah untuk menggantikan garam bila Anda memasak.
  8. Penyakit Jantung dan DiabetesPenyakit jantung dapat menjadi komplikasi dari diabetes yang sangat serius. Awasi resiko terjadinya komplikasi penyakit jantung dengan sistem ABC:A1C level (Kadar hemoglobin). Ini menunjukkan ukuran rata-rata kontrol gula darah selama 2-3 bulan. Anda mungkin perlu memeriksakan dua kali atau lebih dalam setahun. Coba konsultasikan dengan dokter Anda tentang pengaturan dan tujuannya.
    Blood pressure (Tekanan darah). Targetnya di bawah 130/80 mm Hg.
    Cholesterol (Kolesterol). Targetnya kadar LDL di bawah 100 mg/dl; HDL di atas 40 mg/dl, dan trigliserida di bawah 150 mg/dl.
  9. Perawatan luka, pembengkakan dan lebamDiabetes meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat penyembuhan, jadi obati dan rawat luka dan goresan dengan cepat. Bersihkan luka benar, gunakan krim antibiotik dan perban steril. Konsultasikan kepada Dokter Anda jika luka tidak membaik dalam beberapa hari. Periksa kaki setiap hari untuk lecet, luka-luka, kemerahan, atau bengkak. Membuat kaki menjadi sedikit lembab mencegah terjadinya retakan pada kaki.
  10. Berhentilah dari kebiasaan merokokMenurut penelitian, berhenti merokok dengan tiba-tiba dapat juga berpangaruh pada resiko terjadinya diabetes. Jadi lakukankan dengan perlahan untuk berhenti merokok. Orang dengan diabetes yang merokok tiga kali lebih mungkin cepat meninggal karena penyakit jantung daripada mereka yang tidak. Berhenti merokok membantu jantung dan paru-paru Anda. Ini menurunkan tekanan darah dan risiko stroke, serangan jantung, kerusakan saraf, dan penyakit ginjal. Tanyakan kepada dokter tentang bantuan untuk berhenti merokok.
  11. Makan makanan super, bukan supersizeTidak makanan tunggal untuk diet diabetes. Tapi ada dasar-dasar diet yang perlu anda ketahui: Nikmati makanan super seperti ikan yang kaya omega-3 fatty acids, sayur-sayuran dengan daun hijau tua. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Sebaliknya, pilihlan makanan dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda seperti minyak zaitun. Seorang ahli diet yang terdaftar dapat membantu mengatur jenis makanan yang cocok bagi Anda
  12. Atur jadwal kunjungan dan konsultasi Anda ke dokterCobalah mengatur jadwal konsultasi dan kunjungi dokter Anda dua sampai empat kali dalam setahun. Jika Anda menggunakan insulin atau memerlukan bantuan untuk menyeimbangkan kadar gula darah Anda, Anda harus mengunjungi dokter sesering mungkin. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan mata juga diperlukan setahun sekali. Anda harus diskrining untuk mata, saraf, kerusakan ginjal, dan komplikasi lainnya. Kunjungi pula dokter gigi dua kali setahun. Dan pastikan untuk memberitahu semua penyedia layanan kesehatan bahwa Anda memiliki penyakit diabetes.

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN

Tehnik pemeriksaan fisik yang digunakan untuk pemeriksaan gangguan endokrin sama dengan tehnik yang digunakan dalam pemeriksaan umum meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi.

Selama inspeksi amati yang berhubungan dengan keabnormalan endokrin, seperti warna kulit, lokasi lesi, kesimetrisan dan ukuran bagian tubuh.

Auskultasi didahulukan sebelum perkusi dan palpasi selama pemeriksaan system endokrin, dengarkan murmur, Cardiac irregularities, bunyi nafas tambahan, peningkatan bising usus.

Saat palpasi tekan kulit sekitar 2 inchi- 4 inchi ketika melakukan palpasi dalam dan 1 ½ inchi ketika melakukan palpasi texture, tenderness, temperature, moisture, pulsations, massa, dan organ internal.

Perkusi pada pemeriksaan gangguan endokrin antara lain perkusi abdomen untuk mengetahui pembesaran pancreas.

 a. Persiapan alat Alat yang digunakan untuk pemeriksaan sistem endokrin antara lain :
• Sphygmomanometer • Stetoskop • Timbangan
b. Persiapan pasien : pemeriksaan bisa dengan posisi duduk ataupun berbaring dalam tempat yang terang.
c. Langkah Pemeriksaan Fisik

 a) Berat Badan :
• Meningkat : di ketemukan pada cushing syndroma, dan hipotiroid
• Menurun : di ketemukan pada hipertiroid, Diabetes melitus yang tidak terkontrol

b) Tanda-tanda vital :
• Tekanan Darah :
- Meningkat : pada pheochromocytoma, cushing syndroma & hipertiroid
- Menurun : pada hipotiroid
• Nadi :
- Meningkat : pada tumor tiroid, hipertiroid
- Menurun : hipotiroid
• Suhu : suhu tubuh subnormal pada hipopituitari dan hipopituitari

c) Kulit dan kuku
- Hiperpigmentasi (addison desease hiperpigmentasi diketemukan pada kulit telapak tanan, kuku, gusi, buku-buku jari, lutut, siku, membran mukosa).
- Pucat dan sianosis (pada penyakit Addison).
- Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme.
- Penyakit addison di temukan hiperpigementasi di persendian, genetalia,mukosa buccal, lipatan palmar dan area yang terpapar dengan sinar matahari.
- Pigmentasi abu-abu kecoklatan di leher dan ketiak di ketemukan pada pasien dengan cushing syndrom dan polykistik ovarium.
- Pigmentasi kuning di palmar dapat mengindikasikan hiperlipidemia, pigmentasi kekuning-kuningan dapat di diketemukan di hypotiroid.
- Penurunan pigmentasi kulit dapat terjadi pada panhipopituitari
- Kulit kering, kasar,keras dan besisik dapat di ketemukan pada hipotiroidisme atau hipoparatiroid.
- Kulit kasar, lembab & pembesaran kelanjar keringat biasanya di ketemukan pada akromegali
- Kulit hangat, lembab, tipis dapat di ketemukan pada hipettiroid - Striae keunguan & ekimosis dapat di ketemukan pada cushing syndrome
- Kulit kasar (kasar dan kering pada penderita hipotiroidisme)
- Kelembutan dan bilasan kulit (hipertiroidisme)
 - Kulit kering bersisik, lapisan lemak subkutan tipis, rambut-rambut kaki menipis, lesi pada ekstremitas bawah (mengindikasikan DM). - Pigmentasi pada kuku (penyakit addison desease).
 - Kuku kering, tebal dan rapuh (hipotyroidisme) - Rambut lembut  Hipertyroidisme
- Hirsutisme (terdapat pada penyakit cushing)

d) Rambut :
- Kering, tebal. dan rapuh terdapat pada penyakit hipotiroidisme.
- Rambut lembut terdapat pada penyakit hipertyroidisme.
- Rambut kering, kasar, rapuh biasanya di ketemukan hipotiroid
- Rambut tipis & lembut biasanya di ketemukan pada hipertiroid
- Pertumbuhan rambut berlebihan di wajah, dada,abdomen & pubis di jumpai kelebihan androgen
- Kerontokan rambut atau rambut tipis di aksila, pubis dan alis umumnya di ketemukan pada hipopituitari, hipotiroid dan hipogonad

e) Muka
(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah) : Moon face, kulit wajah berminyak dan tumbuh jerawat, hirsutisme (tumbuhnya bulu wajah yang berlebihan) diketemukan pada Cushing Sindrom 

f) Mata
- Eksoptalmus (ketidakmampuan kelopak mata menutup bola mata dengan sempurna) pada pasien hipertiroid 
- Pandangan kabur (retinopati pada pasien DM)

g) Leher
• Inspeksi adanya pembesaran kelenjar tiroid : pada pasien grave
• Buffalo hump (punuk kerbau)pada Cushing Sindrom

h) Pemeriksaan dada
Pemeriksaan :
- Inspeksi pada pergerakan dada dan payudara
- Palpasi pengembangan dada dan fremitus taktil
- Perkusi untuk mengetahui batas paru dan jantung serta unuk mengetahui adanya kelainan berupa masa padat atau cairan.
- Auskultasi : bunyi nafas dan suara jantung untuk mengetahui adanya suara tambahan ( whezing, ronchi, crecles).
Temuan :
- Irama pernafasan cepat dan dangkal pada pernafasan dada (ditemukan pada gangguan pituitary yang akut dan stadium lanjut.
Pada auskultasi mungkin masih terdengar suara vesikuler pada seluruh lapangan paru.
- Di ketemukan atropi mammae pada wanita hipopituitari

 i) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan :
- Inspeksi bentuk abdomen, warna kulit, massa dan jejas
- Auskultasi pada 4 kuadran abdomen untuk mengetahui peristaltik usus
- Perkusi abdomen untuk mengetahui adanya meteorismus, ascites, massa abdomen
- Palpasi abdomen untuk mengatahui adanya hepatomegali, splenomegali, nyeri tekan.
Temuan :
- Striae pada sindrom chusing - Hiperperistaltik usus pada hiperthyroid

j) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Pemeriksaan :
 - Kaji bentuk, keutuhan, dan kesimetrisan genetalia, inguinal & anus
Temuan :
- Di ketemukan atropi testis pada laki-laki dewasa dengan hipopituitari

k) Pemeriksaan ekstremitas Pemeriksaan :
 Kaji bentuk dan kesimetrisan ekstremitas, Kaji kekuatan otot, Kaji Range Of Motion (ROM)
Temuan :
- Kelemahan tonus otot, trunkel obesitas (badan besar ekstremitas kecil),nyeri sendi terutama saat digerakkan
- Pembesaran tangan dan kaki/ tulang panjang pada gigantisme dan akromegali

Jumat, 20 Februari 2015

PANDUAN TUTORIAL SISTEM ENDOKRIN

BAB I PENDAHULUAN

Sistem Endokrin merupakan bagian dari mata kuliah ilmu keperawatan yang terdiri dari berbagai ilmu tentang konsep dasar sistem endokrin, gangguan-gangguan sistem endokrin, pengelolaan medis dan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan sistem endokrin. Mata kuliah ini akan membantu mahasiswa memahami bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada klien, memberikan pendidikan kesehatan, mengelola klien, menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan mengidentifikasi masalah penelitian yang berkaitan dengan sistem endokrin. Fokus mata kuliah ini meliputi aspek yang terkait dengan fungsi sistem endokrinyang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengapilkasikan konsep sistem endokrin dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

TUJUAN TUTORIAL Setelah mengikuti tutorial sistem endokrin diharapkan mahasiswa :

1. Mampu melakukan brainstorming dan mengidentifikasi masalah pada kasus klien dengan gangguan sistem endokrin : a. Kasus I b. Kasus II
2. Mampu menggunakan diktat, jurnal dan hasil penelitian serta pustaka ilmiah lain untuk mediskusikan masalah pada kasus klien dengan gangguan sistem endokrin : a. Kasus I b. Kasus II
3. Mampu melakukan diskusi yang terarah dengan bantuan tutor untuk memecahkan masalah pada kasus klien dengan gangguan sistem endokrin : a. Kasus I b. Kasus II
4. Mampu memaparkan hasil diskusi dan mengambil kesimpulan diskusi pada kasus klien dengan ganggguan sistem endokrin : a. Kasus I b. Kasus II

PEMBAGIAN KELOMPOK

A 10.1


KELOMPOK I :

TUTOR :
Kasus 1 : Nazwar Hamdani R,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Nazwar Hamdani R,S.kep.Ns,M.Kep
1 MELISA LISTYAWATI 2 DODDY SUPRIADY 3 FAUSTINA SRI SUSANTI YAMCO 4 ENI PURWANTI 5 KOMANG AYU IRA TRISNAYANI 6 HANI ASKIYAH 7 TAUFIK HIDAYATTULLOH 8 AGNES FELISITAS GUNU RITAN 9 INDRA SETIAWAN TIBU 10 SANDY TRIATMAJA

KELOMPOK II :
TUTOR :
Kasus 1 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B

Kasus 2 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B

1 MIA ASTARINA 2 YOSIA SAMTAWA SINAGA 3 TEGUH IMAM RIADI 4 FRANSISKUS RAFAEL HARIONO NAFURBENAN 5 MINHAJUL ALAWI 6 EVA HI RAUF 7 NOVIATY CAO 8 HERIYANTO 9 TAMU RAMBU D.L MARAMBA MEHA 10 NURDINA NASARUDIN KELOMPOK III : TUTOR : Kasus 1 : Suwarsi,S.Kep.Ns,M.Kep Kasus 2 : Suwarsi,S.kep.Ns,M.Kep 1 DWI RATNA SARI 2 ELLA ROSALINA OUWPOLY 3 ARTI SULASTRI 4 DITA GAYATRI 5 ATIKA UMBUR 6 EMANUELA INONSENSIA MOLE 7 UWAIS ALKARNY 8 EKO HERMAWAN 9 WILIBRODUS NGETE 10 EVA ERNAWATI 11 FRANSISKUS RAFAEL HARIONO NAFURBENAN

KELOMPOK IV :

TUTOR :
 Kasus 1 : Rizki Erwanto,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep. Kom
Kasus 2 : Deden Iwan S., ,S.Kep.Ns,M.Kep

1 PIET ALFA EDISON BABYS 2 JESIKA PRADITA MESSI 3 MELKY APRIJANKANDI 4 APRILIA DEWI NURLITASARI 5 RICKY FERNANDO 6 NOVIATY CAO 7 FIRMINA YOSEFINA JAWA WATON 8 FEBRINA SETYAWATI 9 NURDINA NASARUDIN 10 YOSIA SAMTAWA SINAGA 11 TEGUH IMAM RIADI

A 10.2
 KELOMPOK I :
 TUTOR :
Kasus 1 : Nazwar Hamdani R,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Nazwar Hamdani R,S.kep.Ns,M.Kep
1 AMIR FAISAL KARIADI 2 ADRIANUS IVANTIUS HOO 3 DOMINIKUS TRIVAN JUSNITI 4 MITRA AGUS TELAUMBANUA 5 DENI ANANG RESQIYONO 6 I GEDE YUDA ARI KRISNANTA 7 IVAN DECENDRA ARINDO 8 ARIES TRIATNA 9 KETUT DIANA SUPRA NATA 10 SUGITO

KELOMPOK II :
TUTOR : 
Kasus 1 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
 Kasus 2 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B

1 TEGUH SETIYONO 2 DIAN OCTAVIA SIMAMORA 3 SETITI ANDAYANI 4 YUDA PRAWINATA 5 NASRULLAH 6 OKTA DWI MAHARDIKAYANTI 7 AGUS PUTU SURINTA 8 TRI APRIANI MUTYASARI 9 PATMALASARI 10 IVANA 11 NI WAYAN AYU DEWI LESTARI

KELOMPOK III :
TUTOR :
Kasus 1 : Suwarsi,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Suwarsi,S.kep.Ns,M.Kep
 1 YUSUF SURATMAN 2 VERY PRIYATNO PUTRO 3 DORA ROMINTO 4 SHELLY MENTARI 5 AGUSTINUS SUTARNO KABOSU 6 ENNY TRISNAWATI 7 ROMINAH 8 YOHANA FELIKSIA 9 AGIA LURIHEFRILIA 10 BERLIAN ISTIRIANJAYA

KELOMPOK IV :
TUTOR :
Kasus 1 : Rizki Erwanto,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep. Kom
Kasus 2 : Deden Iwan S., ,S.Kep.Ns,M.Kep
1 ADRIANA PALMA KENDEK 2 ADE PRASETYO 3 ADRIANUS AMA SULE 4 AHKAM QASHASHI ILHAM 5 ENNY TRISNAWATI 6 VELLA ANNASTASYA RAYLIN .M. 7 EKA WASTIKASARI 8 ASNIATI KULLA 9 ARGA TRIYATMOKO 10 SRI NURHAYATI

A 10.3

KELOMPOK I :
TUTOR :

Kasus 1 : Nazwar Hamdani R,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Nazwar Hamdani R,S.kep.Ns,M.Kep
 1 LEONARDO 2 OJJI SAPUTRA 3 NURUL AFRIANA BY 4 ANDRIANI 5 WAHYU ASRI SETYOWATI 6 RIZKI SARI ANGGRAINI 7 EKA NOVIANA PUTRI 8 FHATIN HAMAMI HUSNA 9 RIKO 10 LELI ROSIATI

KELOMPOK II :
TUTOR :
Kasus 1 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
Kasus 2 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
1 PETRUS ASIS 2 RICHARD KUMBARA PANGKAREGO 3 MARIA NAPU 4 RICKA SISKA 5 ISKE RITNASARI BULUADE 6 MEYLIA RABITA 7 JUNNIAR ADI PERMANA 8 NI KADEK ARIPTA EISTETIKA 9 SELFINA 10 AMLIA

KELOMPOK III :
TUTOR :
Kasus 1 : Suwarsi,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Suwarsi,S.kep.Ns,M.Kep

1 GUNARD AMERIGO RIMBA 2 JONESANTONIUS 3 JENI ANDRELYANIS 4 YASSA NABILA 5 YASIN HIDAYAT 6 I PUTU KRISNA WIBAWA 7 DIAN SULUWATI 8 MARANI LEONARDI 9 PRISKA YOLANDA 10 YASMINA ANJANI

KELOMPOK IV :
TUTOR :
Kasus 1 : Rizki Erwanto,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep. Kom
Kasus 2 : Deden Iwan S., ,S.Kep.Ns,M.Kep
1 NURHASANAH
2 SISKA VERAWATI
3 RINI LISTIA NURMALA
4 MARSIYEM
5 ADEK KURNIAWAN
6 DINA MARIANA
7 GIANTO
8 DEVI RAMA HIDAYANTI
9 YUSI SEPTA SYAHRIANTI
10 YENI SUSILAWATI

A 10.4
KELOMPOK I :
TUTOR :
Kasus 1 : Nazwar Hamdani R,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Nazwar Hamdani R,S.kep.Ns,M.Kep
1 AGUS ARIP PUTRA LAKSANA 2 NUR AMSAL
3 CINDRAWATI
4 ALUH MIRNA SISWANTI
5 DEVI ANGGRAENI
6 NI KETUT NOPIANI 
7 SUSI SUWANTI
8 DEWA GEDE AGUNG AGUS SETIANA
9 I GEDE MEGA ANTARA
10 NI KETUT ASTITI

KELOMPOK II :
TUTOR :
Kasus 1 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
Kasus 2 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
1 ADE WARDIMAN
2 ERIS SUPRAYITNO
3 NURLINA SUFIANI
4 EKO BAYU PERMADI
5 AYU NOVIA LESTARI
6 TRI HARYANI
7 IMAM AKBAR
8 I KOMANG SARJANA PUTRA
9 A. A. GEDE RAI WIRAYUDA 1
0 NI KOMANG KRISTINA DEWI

KELOMPOK III :
TUTOR :
Kasus 1 : Suwarsi,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Suwarsi,S.kep.Ns,M.Kep
1 SISKA RAMAPATI
2 LUTHFI IMANDANI
3 DIAN FERNANDES
4 IDA MURAHWATI LAILA
5 EVIN SAPUTRA
6 CLARA BELA YOLANDA
7 JULKARNAIN
8 LENNY JULITA SIMANULLANG
9 AHMAD FADLI ADI SUSANTO

KELOMPOK IV :
TUTOR :
Kasus 1 : Rizki Erwanto,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep. Kom Kasus 2 : Deden Iwan S., ,S.Kep.Ns,M.Kep
1 RINI AFRILIANI
2 BARTHOLOMEUS ROYKA SANDI
3 FARADIBA PIDU
4 PENGKI YUSUF
5 FERA ESTELA ANUGRAH
6 YOHANA PERANIA YUDIA
7 NI MADE FERAYANTI
8 ENI SUSIANA
 9 IRHAS YUGU ARDIYANTO
10 PASKALIA ANDRIANA

A 10.5

KELOMPOK I :
TUTOR :
Kasus 1 : Nazwar Hamdani R,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Nazwar Hamdani R,S.kep.Ns,M.Kep
1 ANSYAH PUTRA
2 ROBY ROMANSYAH. H
3 BAYU YUSTISIA
4 NUR HIKMAH HIDAYATI
5 RIADIS SOLICHIN
6 RIPTO 7 DESAK MADE ERAWATI
8 TRY DIYAN PATMASARI
9 LIVIA DILVA TILMAN SORES KILA

KELOMPOK II :
TUTOR :
Kasus 1 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
Kasus 2 : Santi Damayanti,S.Kep.Ns,M.Kep.Sp.Kep.M.B
1 SEMUEL HERMAN BANOET
2 SITI VIRGINA LANTONG
3 RIDWAN
4 SIPRIANUS NAISAU
5 PILTRA
6 I PUTU BAHAGIANA
7 SRI HERVIKA
8 DONI ANGGARA


KELOMPOK III :
TUTOR :
Kasus 1 : Suwarsi,S.Kep.Ns,M.Kep
Kasus 2 : Suwarsi,S.kep.Ns,M.Kep
1 SUSANTHY MARIANA FATUBUN
2 MUHAMMAD BUSAIRI NUFRIANTO
3 RYAN DARUSSALAM
4 ADRIANUS HIASINTUS MEO
5 EVA SUSANTI
6 APRIATI IGOBULA
7 ENI ATI
8 FRISKANDER SIMAMORA

KELOMPOK IV :
TUTOR :
Kasus 1 : Rizki Erwanto,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep. Kom
Kasus 2 : Deden Iwan S., ,S.Kep.Ns,M.Kep
1 SHEILA APRILLIA SANTOSA
2 ARDIANSYAH
3 FRISKILLA DEBORA MONE
4 MUHAMAD SUPARMAN
5 SONNY SULISTIYONO BERRY
6 ATIKA TRI WIDYAWATI
7 ADRIMA TRIJAYANTI
8 DONNY FIRDAUS

BAB II
LANGKAH-LANGKAH DISKUSI

 A. LANGKAH-LANGKAH DISKUSI (SEVEN JUMPS)
1. Mencari dan mengidentifikasi istilah-istilah sulit dan langsung mencari melalui referensi.
2. Mendefinisikan masalah : menganalisa kasus
3. Mengembangkan pertanyaan
4. Brainstorming : tentukan tujuan pembelajaran
5. Menganalisa masalah keperawatan
6. Menjawab pertanyaan berdasarkan referensi
7. Menyimpulkan hasil diskusi.

BAB III

DISKUSI KASUS

 1. KASUS I

Seorang wanita berusia 50 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama terdapat luka di seluruh telapak kaki dan jari kaki kiri, keluar nanah dan berbau. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan sebelum masuk RS,Pasien tidak mengetahui penyebab kakinya luka karena pasien terbiasa tidak menggunakan alas kaki ketika berjalan keluar rumah. pasien menyadari telapak kakinya luka setelah kakinya bengkak. Pasien merawat lukanya sendiri dengan menggunakan obat-obatan warung, tetapi tidak kunjung sembuh, Pasien mengatakan belum pernah periksa ke RS sebelumnya dan baru mengetahui dirinya mengidap DM. Sejak 2 tahun yang lalu pasien mengeluhkan sering kencing, sering merasa haus dan merasa lapar dan berat badan di rasakan semakin menurun. Pemeriksaan laboratorium, GDP 210 mg/dL; GD 2 jam PP: 500 mg/dl, ABI dextra 0,95 dan ABI sinistra 1,6. TD: 130/80 mmHg, MAP = 96,6 mmHg, nadi : 84 x/menit, kuat, dan teratur. Pemeriksaan rontgen pedis tampak osteomilitis di metatarsal Terapi medis actrapid :10-10-10 UI, lantus 15 IU, Metronidazole 500 mg/8 jam. Ceftriaxone 2 gr/12 jam. Ranitidin 50 mg/8 jam,. Dokter menganjurkan pasien menjalani debridement dan amputasi pedis sinistra

Tugas :
1. Mencari dan mengidentifikasi istilah-istilah sulit dan langsung mencari melalui referensi
 2. Mendefinisikan masalah : menganalisa kasus
 3. Mengembangkan pertanyaan
4. Brainstorming : tentukan tujuan pembelajaran
5. Menganalisa masalah keperawatan
6. Menjawab pertanyaan berdasarkan referensi
7. Menyimpulkan hasil diskusi.

2. KASUS II

Seorang wanita usia 40 tahun datang ke poliklinik RS dengan,, keluhan sering berdebar-debar sejak 2 bulan yang lalu, berat badan dirasakan menurun semenjak 2 bulan yang lalu, walaupun nafsu makan meningkat, pasien merasa sering berdebar-debar, sering berkeringat banyak, tidak tahan terhadap panas, mudah lelah, tangan gemetar, dan diare sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Pemeriksaan Fisik : Kesadaran : Composmentis, Berat Badan : 40 kg tinggi badan : 160 cm Tanda vital: Tensi 130/70 mmHg, Nadi 120 x/menit (irama reguler, kuat angkat) Pernafasan 29 x/menit, Suhu 36.5 0 C , Mata: eksoptalmus, tangan tremor, pemeriksaan ECG : sinus tachicardia. Dari pemeriksaan labotarorium : T3 serum = 60 mg, T4 serum = 150 mg, iodium serum = 0,5 mg/dl.

Tugas :

1. Mencari dan mengidentifikasi istilah-istilah sulit dan langsung mencari melalui referensi
2. Mendefinisikan masalah : menganalisa kasus
3. Mengembangkan pertanyaan
4. Brainstorming : tentukan tujuan pembelajaran
5. Menganalisa masalah keperawatan
6. Menjawab pertanyaan berdasarkan referensi
7. Menyimpulkan hasil diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dochterman, J.M. & Bulechek, G.M.(2000). Nursing Interventions Classification(Nic). Iowa: Mosby.
2. Doengoes, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan, pedoman untuk perencanaan & pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.
3. Loeb,Stanley.(1991). Illustrated Manual Of Nursing Practice.Spring House Corporation.Pennysylvania.
4. Mansjoer.A (2001).Kapita Selekta Kedokteran, FKUI,Media Aesculapius
5. Mc.Closkey et.all. Nursing Interventions Clasification (NIC) Mosby.
6. NANDA (2005) Nursing Diagnoses Definitions & classification 2005-2006, NANDA International, Philadelpia.
7. Price, S.A., & Wilson M.W, (2008). patofisiologi konsep klinik proses-proses penyakit, Ed 2. Jakarta: EGC
8. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner & suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.
9. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, JL., Cheever, K.H. (2008). Brunner & Suddarth”s: textbook of medical-surgical nursing. 11 th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins.
10. Soegondo, S., Rudianto, A., Manaf, A., Subekti, I., Pranoto, A., Arsana, P.M., et al. (2006). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta : PB Perkeni.
11. Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2011). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
12. Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Oemardi, M., Semiardji, G. & Soebardi, S. (2002). Petunjuk praktis pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Jakarta : PB Perkeni.
13. Suddarth,Doris Smith.(1991).The Lippincott Manual Of Nursinng Practice.
14. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
15. Whithe, Loise & Duncan,(2001) Gena, Medical Surgical Nursing An Integreted Approach, Delmar, Thompson Learning, Colombia, Albani,New York.
16. Wilkinson,JM (2005) Prentice Hall Nursing Diagnosis handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, upper Saddle River, New Jersey.